Sunday 6 October 2013

Refleksi pemahaman KM ITS

07:19


           Insititut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), semua orang tahu bahwa kampus ini terkenal “kampus perjuangan” dengan warna dominanya yaitu biru. Warna yang melambangkan kejayaan almamater kita diIndonesia bahkan di Internasional.  Tetapi dengan warna dominan itu bukan berarti kita mahasiswa ITS yang dari berbagai jurusan di dalam 5 Fakultas harus sama. Maksudnya sama yaitu harus bisa di pilah-pilah karena pada dasarnya poin-poin kecil (jurusan) ini yang mendasari terbentuknya ITS dan itupun berasal dari sejarah yang berbeda-beda. Dari sejarah yang berbeda-beda inilah yang membuat ITS memiliki beragam kultur (budaya). Memang sejarah harus tetap diingat seperti halnya Ir Soekarnomengatakan“Jangan sekali-kali meninggalkan jas merah”. Namun pada kenyataannya perbedaan ini yang mengakibatkan sampai terkenalnya “Arogansi Jurusan”. Dari diskusi ini kami berusaha meluruskan bahwa keberagaman itu merupakan hal yang wajar. Seperti halnya Cak Nurmengatakan “Wawasan Indonesia adalah wawasan keberagaman”. Maksudnya adalah dengan berbagai keberagaman yang dimiliki ITS akan menjadikan ITS lebih jaya. Dan yang diharapkan dari diskusi ini adalah dari keberagaman kultur jurusanini harus bisa ditempatkan pada hal yang positif demi kejayaan ITS, seperti contohnya yaitu kesuksesan Teknik Mesin menciptakan Sapu Anginsehingga bisa membawa ITS ke tingkat Internasional.
            Di dalam diskusi ini membahas OK2BK dimana sistem ini baru di aktifkan di tahun ini. Sistem pengkaderan berbasis teknik yang mengutamakan penanaman sifat berguna di lingkungan sekitarnya agar menjadi kesatuan yang utuh (Integralistik) seperti halnya GERIGI ITS. Karena secara nyata yang kita alami sesaat menjadi mahasiswa baru, banyak acara-acara di ITS yang membawa nama jurusan seperti pembukaan Diesnatalis, arak-arakan wisuda, dll yang menjadikan “Arogansi jurusan”. Disinalah latar belakang OK2BK ada. Karena menurut Pak Bambang Sampurno“ITS harus memiliki pengkaderan yang berbasis teknik, bukan pengkaderan yang sibuk mengurusi keplek”.Yang maksudnya harus berpikiran lebih efisien, cepat beradaptasi dan cepat berkembang di kampus ini dengan asas integralistik. Tidak hanya sibuk beradaptasi dengan tradisi di jurusan masing-masing. Namun disini kami sepakat setuju untuk di aktifkannya sistem OK2BK ini namun juga harus tahu, mengerti dan melanjutkan tradisi dari jurusan hanya saja dipilah – pilah yang positif saja. Seperti budaya pengenalan laboratorium di Siskal (Bhakti Lab).
Dan untuk pembahasan yang terakhir yaitu tentang KM ITS yang mana bisa dikatakan sistemnya yang sudah rusak. Karena banyak sekali salah pemakaian hak hukum seperti halnya Trias Politika yang mana di ITS bisa dikatakan semu karena hampir dominan sistem monarkiyang aktif di jurusan-jurusan.Sistem Trias Politika yang mengutamakan Legislatif, Eksekutif, dan Yudikatif sebagai badan yang menciptakan aturan, menjalankan aturan dan mengawasi. Namun pada kenyataannya yang begitu aktif berperan yaitu eksekutifnya (BEM ITS), dan yang sangat pasif keberadaannya yaitu Yudikatif seperti DPM, MM. Dimana yang seharusnya bertugas mengawasi BEM ITS dalam menjalankan tugas.Begitu juga DPM yang memiliki kekuatan yang kuat di KD KM ITS namun sampai saat ini tidak terlihat keberadaannya, serta Dewan Presidium yang mana di KD KM ITS tidak memiliki wewenang namun pada kenyataannya sangat berpengaruh bagi KM ITS karena keputusannya.Hal seperti inilah yang wajib untuk di benarkan sesuai dengan Mubes IV sebagai undang undang di KM ITS. Dan harapannya utnuk presiden BEM yang terpilih nantinya bisa mengembalikan sistem yang awalnya bisa dikatakan salah hingga menjadi lebih baik agar terciptanya KM ITS sesuai dengan visi misinya.


Written by

We are Creative Blogger Theme Wavers which provides user friendly, effective and easy to use themes. Each support has free and providing HD support screen casting.

1 comments:

  1. menurutku bicara tentang arogansi seharusnya memang tidak dibenarkan... karena apa? arogansi memiliki kecenderungan untuk bersikap sok dan lebih unggul dibandingkan yang lain. bukannkah kita ini seharusnya menanamkan ilmu padi ya? .. coba di ITS mempunyai kesadaran dalam menerapkan ilmu tersebut? pasti tentunya singkronisasi dalam mebangun pondasi kejayaan akan kokoh. Tidak seperti ini. Mungkin jika dilihat ITS adalah bangunan yang menjulang ke langit, namun coba tengok struktur penyusun pondasinya. misal,apakah penanaman pengkaderan SDM kuat ataukah rapuh dengan sistem seperti ini? Penenmpaan mahasiswanya kurang begitu maksimal sehingga dimungkinkan pengkaderaanya serasa sangat lembek.

    ReplyDelete

 

© 2013 LogikaProgressive. All rights resevered. Designed by Templateism

Back To Top