Tuesday 25 March 2014

Kaca Mata Sejarah

11:48

  Sumpah Mahasiswa
       -    Kami Mahasiswa Indonesia Bersumpah, Bertanah Air Satu, Tanah Air Tanpa Penindasan
2     -     Kami Mahasiswa Indonesia Bersumpah, Berbangsa Satu, Bangsa yang cenderung akan Keadilan
3     -    Kami Mahasiswa Indonesia Bersumpah, Berbahasa Satu, Bahasa Tanpa Kebohongan.
Hidup Mahasiswa !
Hidup Rakyat Indonesia !
Vivat !!!
Tentu kita semua yang hari ini atau bahkan, sebelumnya yang pernah dianugerahkan sebagai Mahasiswa, pernah mendengarkan gaung sumpah Mahasiswa diatas, yaaa, era Transisi Orde Baru menuju Reformasi. Era dimana, sumpah demikianlah yang menjadi ruh perjuangan mahasiswa di era nya. Berbicara  awal reformasi hingga hari ini, sudah hampir 16 tahun gaung tersebut tak lagi terdengar, tak lagi diresapi dan dimaknai hingga bahkan ada yang tak tau sana sekali. Pertanyaanya adalah, bagaimana dengan mahasiswa hari ini? Dan bagaiamana mahasiswa di era sebelum reformasinya? Hal pertama yang muncul dari dikotomi tersebut adalah, tantangan mahasiswa hari ini dengan pendahulunya tak lagi sama, tak lagi berbicara ideology yang menjadi ujung tombak pergerakan namun ideology tersebut sudah bertransformasi menjadi idelogi yang dipolitisasi oleh sebuah supremasi. Kemudian, melihat tantangan tersebut, apa yang seharusnya diperbuat oleh kita ( Mahasiswa ) ? mari kita belajar dari sejarah dari pendahulu pendahulu sebelum kita.

1998, adalah titik kulminasi peran dan fungsi mahasiswa yang sebenar benarnya untuk kedua kalinya pasca kemerdekaan. Betapa tidak, rezim yang sudah berkuasa 32 tahun dan tangan besinya, dapat diruntuhkan. Gerak dan aksi yang dilakukan tentu sangat besar hingga presiden yang baru saja dilantik tst. dapat turun tahta, perlu banyak peluru besi melayang, perlu banyak ibu kehilangan atas anaknya, perlu miliyaran dolar yang harus dibayar guna melengserkan tirani. Banyak hikmah dan pelajaran yang kita tuang dari sana, pertama, keyakinan yang besar akan relewan dengan hal yang didapat, kedua, banyak cara ditempuh guna menyuarakan suara rakyat ( argumentasi, opini dsb. ), ketiga, kegigihan sangat perlu ditekankan pada pribadi kita masing masing, dan yang terakhir effort, sejauh mana usaha yang dapat dilakukan guna mencapai tujuan. Selanjutbya mari kita belajar kejadian kejadian sebelum 1998, tepat pada 1966 adalah kejadian dimulainya orde paling baru setelah muncul claim hegemoni terhadap orde yang ortodoks, katanya. Betapa tidak, legitimasi penguasa pada saat itu juga dipengaruhi oleh gerak mahasiswa hingga penguasa orde lama turun tahta, sayangnya pada era tersebut banyak versi sejarah yang dipolitisasi hingga kita hari ini sulit untuk mendapatkan core sejarah sebenar benarnya. Namun dari kejadian pada era itu dapat kita ambil beberapa pelajaran, pertama, buat pola berfikir yang tidak dengan mudah menyimpulkan segala sesuatu, tanamkan pada diri perlu ada analisa hingga 2 sampai 3 kali untuk menyimpulkan, agar kita tidak mudah terbawa arus kebobrokan, kedua, berupayalah untuk terus mencari dan belajar guna mendapatkan sesuatu yang pada sejatinya, ketiga, bersikaplah secara tegas mengatakan tidak pada yang hitam, dan iya untuk yang putih, karena yang abu abu adalah awal kehancuran dan keragu raguan, dan yang terakhir, berusahalah untuk tidak mudah memberikan kepercayaan pada semua orang dan tidak memberikan sesuatu yang manjadi berharga dari pada diri agar nantinya kita tidak mudah untuk diombang ambingkan. Setelah periode 1966 kita mengarah ke era kemedekaan hingga awal pergerakan pemuda 1908, banyak pelajaran menarik yang patut kita bincangkan disini, dari actor pelakunya, musuh actor utama, hingga kawan dan keluarga actor. Saya cukup berbangga lahir di negeri dimana actor utamanya adalah kalangan kalangan pejuan yang tak kenal letih membangun negeri dengan daya upayanya. Poin paling penting disini adalah bersatu padunya bapak bapak pendahulu negeri dengan berbagai keterbatasan, pengorbannanya dan daya upayanya hingga mimpi yang dicita citakan dapat terwujud demi kemakmuran anak dan cucunya kelak. Inilah yang perlu kita jadikan patokan terhadap keberlangsungan kita kedepan, agar kesalahan kesalahan masa lalu dapat kita pelajari dengan sebaik baiknya, sehingga kelak kita tidak jatuh pada lubang yang sama.

Semoga dapat memberikan hikmah dari perjalanan masa lalu guna kaca mata perjalan di masa yang akan datang. Sudah jelas, tantangan dimasa yang akan datang sudah tak lagi sama degan tantangan masa lalu. Tetap belajar dengan menjadi manusia yang belum tahu banyak tentang banyak hal, sudah saatnya kita berdiri dan bangkit dari kesalahan masa lalu

Andre Soetresno
Surabaya, 20 Maret 2014

Written by

We are Creative Blogger Theme Wavers which provides user friendly, effective and easy to use themes. Each support has free and providing HD support screen casting.

0 comments:

Post a Comment

 

© 2013 LogikaProgressive. All rights resevered. Designed by Templateism

Back To Top