Salam
Sedikit
bercerita mengenai beberapa hal yang menjadi polemik di hati dan pikiran saya.
teruntuk kawan kawan seperjuangan yang saya cintai dan saya banggakan. teringat
pepatah berkata demikian "sebuah amanah tidak akan pernah salah memilih
tuannya", dan beberapa kutipan orang orang yang teramat saya hormati
"wes gak wayae didulang, dituntun, lan dikandani. saiki wes wayamu
mbuktikno greget lan hasile nyatane". kedua hal diatas lah yang menjadikan
saya hingga saat ini masih bergerak dilini yang sama, masih berjuang di barak
peraduan, masih mencoba dan mempelajari segala bentuk kemungkinan yang mungkin
masih bisa diperjuangkan. namun saya tak juga tahu, sampai kapan hal demikian
tetap jadi pegangan. Tujuan besar dan espektasi tinggi terhadap hasil yang akan
didapat sungguh sangat mendominasi hati ini, agaknya loyalitas dapat kita nilai
disini. Bagaimana dengan yang lain ? tentu saya berharap kawan kawan
seperjuangan tetap berada di track yang sama. Berhubung saya orang system
tentunya didalam menganalisa sebuah event atau system ada dua kemungkinan yang
terjadi terhadap system terkait, 1. System sukses atau 2. System gagal. Suatu
system sukses tentu didukung oleh elemen terkait, dengan kesinergisan
didalamnya. Sedangkan ketika system gagal tentu ada beberapa aspek yang secara
explicit perlu kita pelajari. Secara pribadi, expectasi yang saya gantungkan
dewasa ini tidak berjalan sesuai grand design awal, artinya track yang ditempuh
mulai ada ketidak sesuaian dengan scenario awal. Apakah yang belum benar ? entahlah,
, , ,. hingga saat ini saya belum
mendapati bagian yang mana perlu diluruskan. Terkadang saya berfikir, loyalitas
? apakah menjadi dasaran, ataukah inkonsistensi ? yang menjadi kesimpulan.
Mengutip
dari salah satu pidato proklamator negeri mengenai peran fundamental kampus
sebagai aspek terpenting dalam keberbaikan bangsa, “ sudah bukan saatnya lagi
mahasiswa berbicara mengenai perbedaan namun inilah waktunya kita berbicara
persamaan. Perbedaan hanya akan membuang sebagian besar energy yang kita miliki
dengan sia sia tanpa mendapati solusi terbaik, sedangkan persamaanlah yang akan
membuat energi kita semakin bertambah dan bertambah dengan tujuan besar diatas
sana. Kampus bukanlah tempat perpecahan, bukan tempat pasar pasar ideology,
bukan tempat beradu siapa yang berkuasa dan siapa yang tersisihkan. Tapi,
kampuslah yang menjadikan dan mendidik guna mempersiapkan para negarawan
negarawan handal di barak penggemblengan nasionalis nasionalis negeri, sebagai
gubuk penempaan para patriot patriot negeri, hingga para pemimpin pemimpin
besar ibu pertiwi”. Kutipan bung karno diatas, sudah sepatutnya kita sekarang
yang sedang mengemban dan berproses didunia kampus dapat memaksimalkan apa yang
harus diberikan bukan menuntut terhadap apa yang akan didapatkan. Prihal apa
yang didapatkan sudah pasti akan terima seiring sejauh mana kita berproses.
Dari kedua bahasan diatas, dapat kita tarik benang merah betapa teramat vital
sebuah persamaan dalam mencapai tujuan besar sesuai dengan kapasitas masing
masing.
Mungkin
hal yang saya alami teruntuk didalam sebuah tim belum ada kesamaan frekuensi
mengenai keharusan dan mengapa kami semua berada didalam tim entah itu tujuan,
manfaat yang akan didapat, atau bahkan nasib hingga realita yang dihadapi
masing masing individu, kompleks kawan namun itu hanya kemungkinan pertama dan
masih ada kemungkinan kemungkinan yang lain. Kemungkinan selanjutnya adalah
mengenai mimpi dan ambisi, ketika ambisi dipaksakan untuk mendapati mimpi
menjadi realita dengan menerjang betapapun resikonya secara idealita. Pun hal
demikian tetap dijalankan, rasa rasanya kurang bijak bilamana kita berbicara
sebuah tim bukan untuk individualis, banyak aspek yang perlu kita perhatikan
saat cita cita tim ingin direalisasikan, aspek lingkungan dari segi kesiapan menerima
realita cita cita, proses dari pencapaian goalsetting, hingga terjadinya
akuisisi cultural lingkungan, kemudian aspek internal tim dari segi komunikasi,
kesiapan, hingga kapasitas dari pada tim itu sendiri. Inilah yang saya dapati
selama ini, buah dari pada berproses try, error, dan learn. Pembelajaran yang
sangat berarti bagi saya utamanya untuk kelak dapat digunakan sebagai acuan
guna keberbaikan.
Terimakasih
kawan kawan seperjuangan saya yang telah menggoreskan tinta pembelajaran
didalam relung cakrawala ini, setidaknya buah ini dapat kita petik bersama sama
kelak. Untuk saat ini memang sebuah hambatan bagi tim untuk melaju sesuai cita
cita kita kelak, tapi percayalah tiada usaha yang sia sia kawan, tetap semangat
dan jadikan ini sebuah perjalanan indah yang telah digoreskanNya bagi kita
semua.
“Bukan hasil
yang akan membentuk konsep diri dan karakter secara prinsipil. Proseslah yang
akan menentukan itu semua dari hal yang paling mendasar”.
-Semangat
terbarukan-
Best Regards Surabaya,
02 – 01 – 2014 : 07.36
Andre Soetresno
0 comments:
Post a Comment